Gerakan kedua yaitu Masker 3rb, dimana terdapat dua skema keuntungan: 2 ribu untuk penjahit dan 1 ribu untuk penyisihan sembako bagi yang membutuhkan. Dari sistem ini masker bisa didistribusikan ke beberapa area dan TBIG Squads bisa melakukan pembagian sembako bagi masyarakat yang membutuhkan.
Melalui dua pola penyebaran masker: online dan offline sebanyak 2189 masker telah mencapai beberapa wilayah di Indonesia. Sistem online yaitu melalui kontak teman dari beberapa daerah. Nusa Tenggara Barat diwakili oleh Bli Nyoman Ardita, Boyolali (Santi Akhiriyani), Jakarta (Riskey Lorensia) dan Semarang oleh Rinta Aristoreni. Masker juga disertakan bersama dengan gerakan donasi APD yang telah diluncurkan sebelumnya. Sistem pelaporan melalui media social “Facebook” dengan sistem tagging ketika sampai dan distribusi. Sementara pembagian offline dibagikan secara langsung ke beberapa titik vital di Kabupaten dan Kota pekalongan. Dalam pembagian 975 buah masker kepada warga dari mahasiswa jurusan Bahasa Inggris IAIN Pekalongan dilakukan dengan menaati protokol kesehatan yakni menjaga jarak, dan melakukan prosedur kebersihan menggunakan masker dan handsanitizer.
Inisiator kegiatan Ketua Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBIG) IAIN Pekalongan, Dewi Puspitasari, M.Pd. menyampaikan bahwa gerakan yang diusung dosen dan mahasiswa jurusan Tadris Bahasa Inggris IAIN Pekalongan ini bertujuan untuk membangun empati dan literasi kepedulian, menuangkan dari ajaran agama ke dalam praktik keseharian sebagaimana yang diusung kurikulum TBIG: tidak hanya mempelajari teori tetapi melakukan praktik empiris di kehidupan sehari – hari. (N)